Spesial: “ROAD to MAHAMERU 3.676 mdpl” Bagian 3: BERMULA Dari Mimpi, BERJALAN Seperti Mimpi Dan Sampai Kini MASIH TETAP Seperti Mimpi.

Mendaki pegunungan Semeru itu awalnya hanya berupa mimpi, yang tidak pernah memiliki target kapan harus terealisasi. Dan saat kesempatan itu datang, saya menyusuri jalanan setapak dengan melepaskan pandangan ke sekeliling untuk menikmati keindahan alam “negeri di atas awan”, sambil sesekali menyentuh rimbunnya dedaunan dan mendengarkan merdunya kicau burung yang bersahutan. Angin sepoi-sepoi yang sangat segar begitu sejuk menerpa wajah dan ia juga mendinginkan badan yang panas karena metabolisme tubuh meningkat selama menempuh pendakian.

Saya menyusuri hijau dan rimbunnya hutan dengan beriringan, berurutan berjalan satu-persatu seperti barisan semut jika dilihat dari kejauhan. Alangkah nikmatnya kesempatan ini, membuat mulut saya tidak bisa menahan kalimat takbir, tasbih dan tahmid. Begitu indah Allah menciptakan semuanya, sampai-sampai saya berpikir bahwa semua ini seperti sedang bermimpi.

Hingga sekarang pun, setelah semuanya selesai terjalani pengalaman itu masih terasa seperti mimpi. Saya kadang-kadang seperti tidak percaya bahwa pernah berada di titik tertinggi di Pulau Jawa. Alhamdulillah, Maha Besar Engkau Ya Allah.

NIKMATILAH KEINDAHAN DI DUNIA, AGAR KAU TAHU SEPERTI APA INDAHNYA SURGA
Subhanallah, saat pertama kali mata menangkap bayangan eksotisnya Ranu Kumbolo rasa takjub dan rasa syukur tidak bisa dibendung. Keindahan itu sebanding dengan rasa lelah menuju kepadanya. Dari situ teringatlah saya kepada apa yang disabdakan oleh nabi kita yang mulia.

“Perbandingan dunia dengan akhirat itu seperti seseorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya.”
(HR. Muslim dan Ibnu Majah)

Subhanallah... perbandingan akhirat dengan dunia, akhirat seperti lautan yang luas dan dunia seperti air yang memenpel membasahi tangan. Maka, luangkan waktu untuk menikmati alam yang indah ciptaan Allah ini agar kita tahu seperti apa indahnya dunia, karena dari situ kita akan tersungkur di hadapan Allah karena tergetar hati ini membayangkan seperti apa indahnya surga.

MILIKILAH IMPIAN YANG SEBESAR-BESARNYA dan setelah itu perjuangkan impian itu. Agar kita merasa bahagia saat impian itu bisa tercapai dan bahagia saat mendapati diri kita menjadi orang sukses. Selanjutnya kita akan memiliki pembanding atau ukuran tentang seperti apa nanti kenikmatan yang akan kita rasakan di surga.

PUNCAK TERTINGGI ITU TAKLUK DENGAN LANGKAH-LANGKAH KECIL YANG TIDAK PERNAH MENYERAH
Kami terus berjalan dengan langkah kecil dan napas yang tersengal-sengal, sesekali juga berhenti agar nafas kami tidak habis. Itu terjadi ketika di tanjakan bahkan turunan tajam, terutama di tanjakan yang bernama Bukit Cinta, tanjakan menuju Jambangan, dan tanjakan yang dimulai dari Kalimati, Arcopodo hingga yang paling ekstrim di Mahameru.

Langkah kecil itu ternyata bisa melampaui puncak Mahameru, asalkan kita terus berjuang untuk terus melangkah dan tidak pernah menyerah. Begitupun meraih puncak kesuksesan dalam hidup kita, Sukses itu bukanlah pekerjaan besar. Sukses itu terdiri dari kebiasaan pemenang yang diulang-ulang setiap hari.


Pelajaran lainnya adalah pekerjaan besar atau goal yang besar akan menjadi ringan jika dibagi-bagi menjadi bagian yang terkecil.

PUNCAK MAHAMERU 3.676 mdpl ADALAH SIMBOL RASA LELAH YANG TERBAYARKAN
Iya, semua pendaki tahu bahwa mencapai Mahameru itu pasti sangat lelah dan penuh perjuangan. Karena medannya begitu berat dan terjal. Namun, semua pengorbanan akan terbayarkan saat berada di puncaknya. Tak akan pernah ada kepuasan yang bisa menggantikan kelelahan saat kita memutuskan untuk menyerah walaupun hanya berjarak beberapa meter saja dari puncak. Ibaratnya pertandingan bola, nyaris gol dengan benar-benar gol itu sangat berbeda jauh kepuasan dan kebanggaannya walaupun selisihnya sedikit sekali. Dan siapapun tidak akan pernah memperhitungkan yang nyaris itu.

Begitulah dengan Perjalanan Sukses, tak ada kebanggaan bagi orang yang memutuskan menyerah. Dan seringkali, keputusan menyerah itu muncul saat jarak dengan sukses hanya tinggal beberapa langkah saja.

Tulisan lebih lengkap ada disini
Daftar Isi